Diskusi Sore HMJ Sendaratasik ‘Mambaka’ Kato dalam Adat Minangkabau

Diskusi Sore HMJ Sendaratasik ‘Mambaka’ Kato dalam Adat Minangkabau

Kemajuan teknologi dan perkembangan zaman seringkali membawa negatif dalam kehidupan sehari-hari. Dampaknya tentu saja dalam interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat, khususnya di Minangkabau saat ini kenyataan seperti itu sangat sering ditemui. Berangkat dari kenyataan tersebut, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Jurusan Seni Drama Tari dan Musik (Sendratasik), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP)menggelar diskusi tentang fenomena dalam tataran kehidupan sosial di Minangkabau saat ini, Jumat (2/7).

Diskusi yang diberi nama “Mambaka”  yang merupakan singkatan dari Mambari Kaba tersebut mengangkat  tema tentang Kato (kata) dalam Adat Minangkabau serta implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun pemateri yang tampil  dalam diskusi kali ini adalah Hendri Yusuf, M. Pd., penggiat budaya dan pimpinan dari Sanggar Palito Nyalo Padang.

Dalam pemaparannya, Hendri Yusuf menjelaskan, tentang apa dan bagaimana serta peranan kata dalam kehidupan masyarakat Minangkabau. Salahsatunya adalah Pusako Kato yang merupakan penggambaran dan pengunaaan kata yang melekat kehidupan masyarakat. Dalam Pusako Kato dikenala adanya Kato dahulu kato batapati kato kudian kato bacari, Kato Pangulu kato manyalasai, Kato Alim Kato Hakikaik, Kato Dubalang kato mandareh, kato padusi kato malabuhan, Kato Ayah kato maaja, Kato anak kato mangadu. Selain itu dalam masyarakat Minangkabau juga dikenal adanya Langgam kato Nan Ampek, yakni kato mandaki, kato mandata, kato manurun, kato malereng. Dalam diskusi tersebut yang menjadi moderator atau pemantik masalah adalah Uswatul Hakim, M.Pd., dosen Jurusan Sendratasik FBS UNP.

Puluhan peserta pada diskusi sore di alam terbuka tersebut terlihat antusias dan serius mengikuti, sejumlah pertanyaan dari peserta pun bermumculan. Adanya mempertanyakan tentang bagaimana menggarap kato menjadi sebuah seni pertunjukan, ada pula yang bertanya tentang bagaimana langgam kato nan ampek  saat ini dalam kehidupan masyarakat Minangkabau. Bahkan ada yang bertanya bagaimana kalau seni tradisional Minangkabau digarap dengan versi yang berbeda atau bentuk penggaparan lain. Menurut Ketua HMJ Sendratasik, Anggur, kegiatan diskusi merupakan program dari HMJ Sendratasik dan akan dilaksanakan rutin setiap bulan. “Meski kondisi tengah pandemi tetapi tidak harus mengekang dan menghambat kami untuk berkreasi dan berdiskusi, karena bagaiamanpun juga kampus adalah ladang dari diskusi dan diskusi ilmiah,,” kata dia (Novrizal Sadewa).

admin

One thought on “Diskusi Sore HMJ Sendaratasik ‘Mambaka’ Kato dalam Adat Minangkabau

  1. Kereeenn abis webasite Prodi Pendidikan Sendratasik…
    tingkatkan terus dengan berita2 teraktual ttg kegiatan Prodi Pendidikan Sendratasik
    Terus semangat admin….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *