Penggunaan AI: Membantu atau Merusak?, Oleh: Kori Nursa Islami

Penggunaan AI: Membantu atau Merusak?, Oleh: Kori Nursa Islami

Kori Nursa Islami

Mahasiswa Departemen Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang

koriislaminursa@gmail.com

Penggunaan suatu sistem sama hal nya dengan prinsip pedang yang bermata dua. Mengapa demikian?, disatu sisi penggunaan sistem yang baik dapat membantu setiap permasalahan yang tidak dapat kita jumpai melalui buku ataupun di sumber manapun, dan dapat menjadi alat yang menciptakan penemuan penemuan fantastic yang bisa di jadikan  pedoman atau ciptaan terbaru yang akan memiliki nilai. Namun, begitu juga dengan penggunaan suatu sistem yang tidak pada ketentuannya. Suatu kekacauan atau perubahan yang lebih buruk dapat terjadi karena salah dalam penggunaan yang tidak pada tempatnya.

Rasa penasaran seseorang dapat memancing dan memicu percobaan-percobaan baru yang didasari oleh rasa ingin tau, yang akhirnya dapat berujung dengan melakukan penggunaan bantuan sistem. Salah satu sistem yang terkenal pada saat ini yaitu AI (Artificial  Intelligence), yang dalam bahasa indonesia berarti sebuah Kecerdasan Buatan. Sesuai dengan nama dari sistem tersebut, AI merupakan sebuah sistem yang  diciptakan  menjadi sebuah bukti dari canggih nya perkembangan teknologi pada saat ini.

Sudah banyak contoh penggunaan sistem AI ini yang menguntungkan bagi para penggunanya, ataupun manfaat yang didapat dari pengelolaan yang baik dan sesuai yang diharapkan. Contohnya saja banyak generasi muda bangsa, yang berlomba lomba menciptakan berbagai macam aplikasi baru yang dapat membantu dan menunjang dari segi aspek pendidikan, ataupun sosial tentunya. Sistem ini juga tak hanya membantu menciptakan sebuah penemuan penemuan baru, namun juga memberikan berbagai macam ide atau gagasan untuk suatu permasalah dalam melakukan suatu pekerjaan. Contohnya saja, banyak dari para penulis yang mencari ide-ide penulisan baru melalui inspirasi dari AI, ataupun para seniman yang menyelam untuk menemukan sebuah warna baru yang sesuai dengan selera dan perkembangan zaman. Dari pandangan seorang ahli yang merupakan seorang pendiri Microsoft yaitu Bill Gates, juga menyetujui pendapat tentang manfaat dan keuntungan dalam penggunaan AI. Bill Gates menyatakan AI dapat membantu efisiensi pekerjaan, yang mana bisa diandalkan dalam menangani tugas-tugas administrasi dan hal lainnya agar manusia lebih bisa fokus pada pekerjaan yang menunjang kreatifitas.

Dibalik keberhasilan penggunaan tersebut, juga ada beberapa contoh negatif yang  menjadi kekhawatiran pada penggunaan sistem tersebut. Contohnya pada saat sekarang ini,orang dapat mengedit foto yang awalnya tidak bergerak menjadi bergerak, yang sendiri bisa menjadi berdua,bahkan hasil yang diberikan tampak begitu nyata. Kejahatan hal seperti inilah yang sering terjadi dikalangan para penggunanya.Tak jarang mereka berani memasukan foto idola, teman, bahkan keluarganya diedit sedemikian rupa dengan menggunakan AI sehingga dapat saja tidak patut untuk dilihat atau ditonton. Kemudian disebarkan dimedia sosial yang dapat menjadi fitnah atau kejahatan melalui media sosial yang biasa disebut dengan Cyberbullying, dan mudah dipercaya oleh orang-orang awam yang tidak mengerti dengan arus deras perkembangan teknologi.

Aksi-aksi penyalahgunaan ini tentu saja tak hanya berakhir sampai disitu.Selain kejahatan media sosial atau Cyberbully, juga ada kejahatan berbentuk pencurian identitas untuk penipuan atau kejahatan lainya yang dikenal dengan nama Identity Theft, dan juga aksi penyebaran informasi pribadi tanpa izin atau yang dikenal dengan Doxxing. Kejahatan kejahatan seperti ini merupakan suatu hal yang biasa saja dimata para pelakunya karena tindak hukum yang tidak terlalu jelas dan bahkan sulit ditemukan, dan lihainya mereka dalam menyembunyikan identitas dirinya. Hal ini juga di ungkapkan oleh salah satu ahli sekaligus tokoh teknologi yaitu Nick Bostrom yang merupakan salah satu filosof dan penulis buku yang berjudul Superintelligence dimana buku tersebut membahas tentang bahaya AI. Selain Nick Bostrom, salah seorang pelopor pengembangan AI Modern  yang dikenal sebagai bapak Deep Learning dan juga mantan peneliiti Google yang bernama Geoffrey Hinton yang, baru-baru ini meninggalkan pekerjaanya dan memberikan peringatan terhadap bahayanya sistem AI. Geoffey Hinton mengatakan bahwa “Jika AI jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab, yang bisa digunakan untuk sebuah tujuan berbahaya, tak lain dan tak bukan dapat memicu konflik seperti perang dan kejahatan siber

Jadi,apakah penggunaan sistem AI itu merupakan sebuah bantuan? Atau malah merusak para generasi penggunanya? Tentu saja jawabanya tergantung dari bagaimana cara pandangan seseorang dalam menggunakanya. Jika digunakan dengan bijak, tentu saja hal-hal yang dikhawatirkan tersebut dapat dihindari. Hal ini juga akan memberikan dampak yang baik bagi kita sebagai penggunanya dan orang lain yang merasakan manfaatnya. Namun, jika pengunaannya disalahgunakan, tentu dampak yang kita dapatkan lebih buruk dibanding hasilnya yang kita nikmati dan juga akan lebih buruk dari yang dapat dibayangkan. Kehancuran dan keberhasilan sebuah teknologi dapat dinilai dari siapa pengguna dari suatu sistem tersebut, dan bagaimana cara penggunaan dan penerapannya dalam kehidupan. [KNI]

Hengki Armez Hidayat

Dosen Tetap Prodi Pendidikan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *