Pelatihan Musik Iringan Tari anggota Grup Seni Bundo Kanduang di Kawasa Seribu Rumah Gadang Jorong Lubuk Jaya Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan

Pelatihan Musik Iringan Tari anggota Grup Seni Bundo Kanduang di Kawasa Seribu Rumah Gadang Jorong Lubuk Jaya Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan

Penjelasan tentang Atraksi Seni untuk wisatawan kepada Ibu-ibu pemain musik iringan tari Grup Seni Bundo Kanduang (Photo Tim Pengabdian)

Muara Labuh – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Padang memberikan kepercayaan kepada Drs. Marzam, M.Hum dan kawan-kawan (Dosen Prodi Pendidikan Sendratasik FBS UNP Padang) untuk melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM), dalam hal ini adalah menyelenggarakan kegiatan pelatihan musik iringan tari kepada anggota Grup Seni Bundo Kanduang di Kawasan Wisata Seribu Rumah Gadang.

Drs. Marzam, M.Hum menyebutkan bahwa kegiatan pelatihan diselenggarakan mulai tanggal 23 Juni s.d 11 Agustus 2022 dengan jumlah peserta seanyak 8 orang. Lebih lanjut dikatakan juga tujuan kegiatan ini dilakukan adalah dalam rangka meningkatkan keterampilan dan memotivasi tumbuhnya kreativitas pemusik Grup Seni Bundo Kanduang dalam aktivitas seni mereka di Kawasan Wisata Seribu Rumah Gadang, Kabupaten Solok Selatan.

Peserta pelatihan yang terdiri dari ibu-ibu ini pada dasarnya telah memiliki keterampilan memainkan musik tradisional (gandang dan talempong pacik). Hanya saja, ibu-ibu ini tidak memiliki wawasan dan bahkan keterampilan mengolah idiom-idiom tradisi tersebut untuk digarap menjadi musik yang cocok mengiringi tarian.

Grup Seni Bundo Kanduang merupakan “kelompok sadar wisata” (POKDARWIS) binaan Dinas Pariwisata Kabupaten Solok Selatan. Grup ini seringkali diundang atau mendapat tawaran “manggung” ketika ada wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata Seribu Rumah Gadang, dan kegiatan-kegiatan seremonial yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Solok Selatan.

Dari apa yang diamati terhadap kegiatan “manggung” Grup Seni Bundo Kanduang baik ketika dalam acara atraksi seni untuk wisatawan, maupun dalam kegiatan seremonial pemerintah daerah, durasi sajian seni (musik dan tari) memakan waktu lama untuk standar atraksi wisata dan acara seremonial. Untuk itulah pelatihan ini diperlukan terutama menumbuhkan kesadaran kepada anggota Grup bahwa atraksi seni yang mereka suguhkan adalah dalam rangka memberikan hiburan kepada wisatawan yang tidak memiliki waktu cukup banyak dalam setiap event yang mereka nikmati. Oleh sebab itu, atraksi wisatanya (seni) tidak boleh lebih dari 5 menit.

Dalam rangka itu, kepada ibu-ibu pemusik dan penari Grup Seni Bundo Kanduang diberikan kiat-kiat menciptakan suguhan atraksi wisata (seni) yang singkat, padat, dan tidak membosankan.

Antusiasme salah seorang ibu (pemusik) ketika bertanya kepada instruktur tentang atraksi seni untuk wisatawan (Photo Tim Pengabdian)

Kegiatan pelatihan ini telah membuahkan hasil yang sangat menggembirakan baik dari terciptanya musik iringan tari baru, maupun dari nuansa kegiatan pelatihan yang diselenggarakan. Dari segi musik iringan tari, dihasilkan satu musik iringan baru yang lebih atraktif, singkat, padat, dan tidak membosankan. Adapun dari nuansa kegiatan pelatihan, sangat terlihat atusiasme pemusik dan penari (ibu-ibu anggota Grup Seni Bundo Kanduang). Ada hal-hal baru yang mereka dapat ketika instruktur menjelaskan segala sesuatu terkait penciptaan musik iringan tari. Mereka merasa bangga atas pencapaian program pelatihan ini, dengan harapan mendapatkan lagi kesempatan di lain waktu dengan materi yang berbeda, ujar Ibu Yusnidar selaku ketua Grup Seni Bundo Kanduang. (eMZet)

marzam kampai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *